[REVIEW] Nagi no Asukara, Aku Mencintaimu Aku Mencintaimu Aku Mencintaimu


Hai kamu, kali ini aku ingin membagikan ulasan atau review mengenai salah satu anime favoritku sejak lama yaitu, Nagi no Asukara. Ada banyak hal menarik yang dapat kita review di anime ini.

 

Nagi no Asukara merupakan sebuah serial anime original (bukan adaptasi dari manga/novel) hasil kolaborasi antara studio P.A. Works dengan Majalah Dengeki Daioh.

 

Cerita aslinya dibuat oleh sebuah tim penulis bernama "Project-118" yang secara khusus berkumpul untuk membuat serial ini. Anime ini sendiri pertama kali tayang pada bulan oktober 2013 yang lalu di Jepang.

 

Sekedar info bagi kamu yang mungkin penasaran sama serial ini. Sebenarnya jauh sebelum animenya tayang, serial ini telah lebih dahulu terbit dalam bentuk manga.

 

Versi manganya telah terbit sejak bulan april 2013 yang lalu dalam majalah manga bulanan Dengeki Daioh yang gambarnya diilustrasikan oleh ilustrator Riso Maeda.

 

Sebelum masuk ke bagian review, buat kamu yang belum pernah menonton anime ini mungkin bisa membaca sinopsisnya terlebih dahulu ya biar bisa sedikit relate sama ulasan yang bakal aku tulis dibawah.


SINOPSIS

Sejak dahulu kala, semua manusia hidup di dasar lautan. Namun suatu ketika, sebagian manusia memilih untuk meninggalkan lautan dan menghabiskan hidupnya di daratan.

 

Mereka sampai melepaskan lapisan luar tubuhnya yang disebut sebagai "Ena", bagian tubuh terpenting pemberian Dewa Laut yang mereka punya dan memungkingkan mereka untuk hidup di lautan.

 

Tekad yang sudah bulat ditambah kekaguman terhadap daratan membuat mereka meninggalkan lautan untuk sepenuhnya.

 

Alhasil, manusia pun terbagi menjadi dua yaitu, penduduk lautan dan penduduk daratan. Meski hidup berdampingan, konflik diantara mereka sering terjadi hingga kini. 

 

Suatu hari empat orang remaja dari sebuah desa laut atau Shioshishio, harus pindah sekolah ke SMP di daratan karena sekolah mereka yang sebelumnya, SMP Namiji, baru saja ditutup.

 

Keempat remaja itu adalah Hikari Sakishima, Manaka Mukaido, Kaname Isaki, dan Chisaki Hiradaira. Mereka merupakan anak-anak penduduk lautan yang sudah bersahabat sejak kecil.

 

Sesampainya disana mereka bertemu dan mengenal banyak anak-anak penduduk daratan lainnya, salah satunya Tsumugu Kihara.

 

Untuk pertama kalinya, mereka harus menyesuaikan diri bersekolah dan hidup berdampingan dengan anak-anak lainnya yang ada di daratan. Dari sini kisah mereka pun dimulai.


REVIEW

Nagi no Asukara adalah salah satu anime yang berhasil menarik perhatianku melalui posternya. Jadi saat itu aku sebenarnya sedang bosan dan butuh tontonan untuk hiburan.

 

Sejak aku mulai menonton anime bergenre romantis seperti "Shigatsu wa Kimi no Uso" aku jadi ketagihan untuk menonton anime dengan genre yang sama.

 

Saat sedang mencari-cari tiba-tiba ketemulah judul Nagi no Asukara. Hal yang menarik perhatianku terhadap anime ini adalah desain karakternya. Salah satu gaya ilustrasi yang aku suka.

 

Anime ini selain bergenre romantis setelah aku baca-baca lebih teliti lagi rupanya ini juga bergenre drama. Genre drama pada saat itu adalah genre yang masih baru kuketahui.

 

Aku pikir gabungan antara genre romantis dan drama ditambah desain karakter yang aku suka pasti animenya menarik untuk ditonton. Paling tidak, akan menarik untukku.

 

Saat aku menulis review ini pun aku sambil menonton lagi animenya karena sudah cukup lama aku lupa ceritanya seperti apa.


Pemandangan yang Indah

Untuk pertama mari kita mulai review anime ini dari sisi karakter dan desain visual yang dihadirkan. Tentu saja berdasarkan opini pribadiku sendiri setelah menonton anime ini.

 

Setelah menonton sampai tamat semua episodenya harus aku akui bahwa visual yang ditampilkan dalam anime ini sangat indah sekali.

 

Latar tempatnya hampir semua digambar dengan sempurna sangat detail hingga ke corak-coraknya, pencahayaannya, pewarnaannya. Membuatku terkagum-kagum.

 

Terutama dengan pemandangan desa di dalam air. Ketika ikan-ikan berenang kesana kemari dilengkapi pantulan cahaya yang mengkilap di beberapa sudut desa membuatku seakan tenggelam dalam fantasi dunianya.

 

Kalau pemandangan di daratan aku paling suka dengan penggambaran langitnya di sore hari. Awannya ituloh gila seperti nyata bahkan, mungkin lebih bagus dari yang pernah kulihat di dunia nyata.


Karakter yang Menyegarkan Dipandang

Karakter dalam anime ini seperti yang kubilang sebelumnya aku sangat suka desainnya. Karena desain karakternya lah aku tertarik untuk menonton anime ini.

 

Jenis desain  karakter yang dipakai dalam anime ini adalah salah satu kesukaanku hingga sekarang. Karena bagiku gaya seperti itu sangat cocok dan enak untuk dipandang dalam waktu lama.

 

Apalagi jika menontonnya di televisi dengan layar yang besar. Kita bisa melihat karakternya selain "remaja banget" juga terlihat modern untuk jaman seperti sekarang.

 

Terutama karakter perempuannya itu loh, bukan hanya terlihat cantik tetapi juga imut-imut gimana gitu. Karakter kesukaanku dalam anime ini yang menurutku paling cantik adalah Chisaki Hiradaira.

 

Penggunaan warna biru kehijauan di mata serta kombinasi warna biru kehijauan dan putih di seragam keempat karakter utama juga aku sangat menyukainya.

 

Itu membuat mereka lebih menyegarkan untuk dilihat. Sangat cocok sekali dengan sifat mereka yang masih bocah, polos, dan labil alias gampang meluapkan emosi terutama di episode awal-awal.


Membuka dari Awal Hingga Tengah

Bagiku, anime ini membawakan cerita yang unik. Keberadaan penduduk lautan dan daratan menjadi benar-benar "sesuatu" yang membedakannya dengan anime lain bergenre, drama, romantis, yang serupa.

 

Perselisihan dan perbedaan antara penduduk lautan dan daratan juga menurutku menarik untuk dilihat dimana ternyata perbedaan lingkungan, membuat mereka memiliki pandangan yang berlainan.

 

Anime ini total berjumlah 26 episode dan ceritanya sendiri terbagi dalam dua bagian. Pada episode awal hingga pertengahan, tempo ceritanya berjalan lambat.

 

Aku seperti diajak mengikuti kehidupan sehari-hari keempat karakter utama dengan berbagai konflik yang mereka alami seperti pertengkaran, cinta, persahabatan, dan keluarga, tanpa tujuan yang jelas.

 

Aku katakan tanpa tujuan yang jelas karena keempat karakter utama ini sejak awal tidak punya tujuan mau apa, hanya"mengikuti arus" yang ada. Walaupun itu tidak terasa membosankan untuk ditonton.

 

Keinginan dan tujuan masing-masing karakter baru muncul setelah dipicu oleh beberapa konflik pemancing karena terlalu lama bersama selama ini dan perubahan pola pikir serta perasaan yang mereka miliki.

 

Namun jika kita merujuk pada bagian kedua cerita anime ini maka, aku bisa bilang kalau bagian pertama adalah kisah pembuka yang cukup bagus untuk mengetahui kedekatan antar karakter.


Terus Saja Memendam Rasa

Aku jujur sudah terlanjur hanyut dalam ceritanya hingga sekitar episode ke 13 atau akhir dari cerita bagian pertama. Tragedi pada bagian cerita sebelumnya rupanya sangat berdampak pada perkembangan cerita episode berikutnya.

 

Rasanya sangat menyesakkan. Aku hampir tidak sanggup menonton lanjutannya. Cerita berkembang ke arah yang tidak terduga. Konflik percintaan yang terjadi menjadi semakin rumit.

 

Menjelang akhir episode ceritanya menjadi bertambah berat. Semua karakter berubah karena kehidupan mereka juga sudah jauh berubah dari sebelumnya. Banyak hal terjadi, terlalu banyak.

 

Fokus karakter dalam cerita perlahan bergeser. Beberapa karakter utama tergantikan oleh karakter lain yang sebelumnya padahal hanya menjadi karakter sampingan.

 

Hingga selesai menonton, aku masih sebal dengan konflik "memendam perasaan" dalam anime ini.


Banyak yang Tidak Kumengerti

Anime ini secara keseluruhan mengambil setting di dua tempat yang berbeda yaitu daratan dan dasar laut. Sebuah konsep yang cukup menarik untuk menjadikannya latar anime drama romantis.

 

Cerita anime ini sangat bagus, apalagi desain visualnya, sudah tidak perlu ditanya lagi. Tetapi ada beberapa hal kecil yang sebenarnya cukup menggangguku.

 

Misalnya, dalam anime diperlihatkan kalau ternyata penduduk lautan aktivitasnya hampir sama seperti penduduk daratan. Mereka bisa memasak, makan dan minum, bahkan membaca koran.

 

Bagaimana mungkin mereka melakukan semua aktivitas itu di dalam air sambil ditemani ikan-ikan berenang di sekelilingnya. Meskipun ini anime fantasi namun agak keterlaluan untuk mengabaikannya begitu saja.

 

Hal ini tidak dijelaskan sama sekali di animenya. Padahal ini penting mengingat mengambil setting di dua "dunia" berbeda seperti itu.

 

Pengabaian kecil ini membuat animenya terasa aneh, terlepas dari drama percintaannya yang luar biasa mampu mengaduk-aduk emosi


Ending dan Cerita

Anime ini menurutku mampu ditutup dengan cerita yang cukup bagus. Untuk sebuah anime romance yang mengusung tema fantasi, menurutku sangat bagus.

 

Semua permasalahan "percintaan" yang sebelumnya terjadi sebagian terselesaikan, sebagian lagi mereda. Meski sebenarnya aku masih kurang puas dengan endingnya.

 

Aku juga sedih cukup banyak karakter tidak mendapatkan apa-apa setelah semua yang mereka lalui. Hanya air mata yang tertumpah pada akhirnya.

 

Selain itu, kalau penulisnya mau seharusnya cerita anime ini dapat dikembangkan lebih luas lagi. Memaksimalkan legenda fantasi yang mereka angkat.

 

Alasannya karena latar belakang legenda terpisahnya manusia di darat dan laut dalam anime ini memiliki potensi untuk itu. Apabila diwujudkan pasti akan menarik.

 

Sayangnya, sepertinya anime ini sejak awal memang hanya ingin difokuskan pada drama percintaan dan menjadikan fantasi itu sebagai pemanis saja.


Itulah sebagian kecil review atau ulasanku dari anime "Nagi no Asukara ". Jika kamu tertarik bisa langsung ditonton saja animenya yaa.

Skor
(9/10)
Sampul Anime Nagi no Asukara (A Lull in the Sea)
Nagi no Asukara
-
A Lull in the Sea
Tayang Perdana 3 Oktober 2013 (Jepang)
Tipe Serial
Genre Drama, Fantasi, Romansa
Rating PG-13 - Teens 13 or older/Remaja usia 13 tahun ke atas (MyAnimeList)
Episode 26
Durasi 23 Menit per episode
Produser Geneon Universal Entertainment, Sotsu, Animax, Rondo Robe, Showgate, Infinite
Studio P.A. Works
Situs Resmi www.nagiasu.jp

0 Komentar