Review Film Nussa (2021): Animasi Anak Islami yang Berkualitas

Poster Penayangan Film Nussa (2021)

Halo kamu, pada tulisan ini aku akan mengulas film animasi “Nussa” (2021), sebuah film animasi anak islami Indonesia yang telah tayang perdana pada 14 Oktober 2021 lalu.


“Nussa” (2021) merupakan film adaptasi dari animasi “Nussa” (2018), sebuah serial animasi islami populer yang diproduksi oleh studio animasi The Little Giantz bersama 4Stripe Production. 


Sebelum lanjut, tolong kamu ingat bahwa aku menulis ulasan ini setelah menonton filmnya belum lama ini melalui sebuah layanan Video on Demand (VoD).


Karena pengalaman menonton yang aku dapatkan berbeda, mungkin apa yang aku rasakan juga tidak sama dengan mereka yang menontonnnya di Bioskop.


Pada tulisan ini, aku akan mengulas film ini dari sudut pandang seorang penonton dewasa yang tidak mengikuti cerita versi serial animasinya.


Sebelum lanjut, bagi kamu yang belum menonton filmnya dapat membaca sinopsisnya terlebih dahulu agar mempermudah kamu memahami ulasan ini.



SINOPSIS

Film animasi ini menceritakan tentang Nussa yang mengikuti lomba sains. Kali ini, Nussa berencana ikut serta dengan modal Roket yang diciptakannya dari barang-barang bekas.


Nussa menjadi semakin semangat karena sang Ayah yang bekerja di luar negeri mengabarkan bahwa Ia akan segera pulang dan ikut menyaksikan Nussa ketika lomba sains nanti.


Hari-hari menjelang dilaksanakannya lomba sains itu, kelas Nussa kedatangan seorang siswa baru bernama Jonni. Gaya pakaiannya modis dan Ia punya banyak alat canggih.


Jonni adalah anak dari keluarga kaya dan rupanya Ia juga anak yang pintar karena sering memenangkan lomba sains, mirip seperti Nussa.


Perhatian Nussa mulai tertuju pada Jonni yang terlihat lebih hebat darinya dan rupanya juga akan menjadi saingannya saat lomba sains nanti. Dari sini, kisah Nussa dimulai….



ULASAN

Animasi yang Halus dan Visual yang Memukau

Mari kita mulai dari bagian paling bagus dari film animasi ini. Ya! Apalagi kalau bukan kualitas animasi dan visual yang disajikan film berdurasi satu setengah jam ini.


Animasi yang disajikan dalam film ini sangat lembut dan enak dipandang, pokoknya memanjakan mata hingga membuat ogah berpaling dari layar.


Gerakan animasi karakternya halus, tidak patah-patah atau terlihat kaku. Gambar 3D yang ditampilkan bagus, teksturnya, pencahayaannya, oke lah!


Bahkan detail itu juga diperhatikan dengan baik pada setiap bagian latar belakang tempatnya sehingga, karakter dan latar terlihat serasi dan ‘hidup’.


Penggunaan gaya animasi 2D untuk adegan mimpi Nussa yang mendarat di sebuah planet penuh makhluk aneh bersama Rara menurutku cerdas!


Kemunculan adegan itu ketika film pertama kali dimulai, untuk sesaat benar-benar menerbangkan imajinasi dan antusiasme ku hingga ke puncak.



Penokohan yang Kuat dan Berkesan

Selain animasinya yang bagus, penokohan setiap karakter dalam film ini juga patut dipuji. Termasuk di dalamnya, sandiwara suara para pengisi suaranya.


Para pengisi suara dari film animasi ini berhasil memerankan watak masing-masing karakternya dengan ciamik dan alami, termasuk karakter pendukungnya.


Karena hampir semua karakter dianimasikan dengan cukup ekspresif, sifat dan kepribadian mereka bisa dirasakan lebih jelas sepanjang berjalannya cerita.


Semakin lama aku menonton filmnya, aku merasa semakin dekat dan mengenal bagaimana mereka sesungguhnya, terutama Nussa, sang tokoh utama.


Secara pribadi, aku suka dengan pilihan kata dan gaya dialog karakter dalam animasi ini. Interaksi yang terjadi juga terasa alami seperti yang diharapkan.


Penokohan setiap karakter utama dan pendukung dalam animasi ini benar-benar sudah dipikirkan dengan sangat matang, tidak asal muncul di adegan.



Nuansa Islami yang Hangat dan Menyenangkan

Menurutku, nuansa yang disajikan film ini sangat terasa hangat dan menyentuh. Namun, pada saat yang bersamaan juga inspiratif dan menyenangkan.


Drama dalam keluarga yang dialami oleh Nussa dan Jonni menjelang keduanya bersaing di hari acara lomba sains lumayan mengaduk perasaan.


Selain sebagai anak yang pintar, banyak sisi "kekanak-kanakan" dari Nussa dan Jonni, layaknya bocah normal lain seusianya yang bisa dilihat sepanjang film ini.


Ada banyak teladan dan hikmah yang bisa dipetik oleh penonton anak-anak. Sedangkan untuk orang tua, ditunjukkan tentang betapa berharganya waktu untuk keluarga.


Meski begitu, ceritanya sendiri sebenarnya cukup ceria dan santai. Hanya memang, sepertinya dalam film ini unsur ‘kekeluargaan’-nya lebih dominan terasa.


Sebagai film yang juga dibuat untuk ‘mendidik’ anak-anak dengan pesan moral dan agama yang baik, aku senang itu tidak disampaikan dengan cara “menggurui” penonton.



Bukan Tentang Nussa

Meski sekilas terlihat seperti animasi untuk anak, film ini rasanya lebih cocok dinikmati oleh remaja-dewasa. Apalagi, plot yang disajikan juga tidak linear.


Aku merasa film ini dibuat dari sudut pandang orang dewasa, bukan anak-anak. Gaya cerita dan plotnya serupa film-film Indonesia pada umumnya.


Alih-alih konsisten bercerita tentang diri Nussa sesuai judulnya, mulai bagian pertengahan, cerita justru beralih ke Jonni dan masalah keluarga yang Ia rasakan.


Malah kehadiran karakter Jonni lumayan ‘mendistraksi’ keberadaan Nussa sebagai tokoh utama dan itu sudah terasa sejak awal Ia muncul diperkenalkan.


Karena sorotan terpecah juga ke Jonni, sosok Nussa sebagai tokoh utama jadi terasa “kurang spesial” walau tidak sampai 'merebut' posisi Nussa.


Padahal Nussa membuka film ini dengan ucapan “Aku Nussa dan ini ceritaku” sehingga, aku berekspektasi bahwa film ini akan sepenuhnya bercerita tentang Nussa, ternyata tidak.



Dibuka Bertele-tele, Ditutup Kurang “Wah”

Intro yang bertele-tele, plot yang tidak fokus, dan ending yang kurang ‘nendang’. Kira-kira itulah sedikit kesan lain yang aku rasakan untuk film ini.


Cerita film ini dibuka terlalu panjang, muter-muter tidak langsung ke intinya. Banyak adegan tidak efektif yang masih bisa dipotong, disingkat, atau diubah.


Penyelipan nilai-nilai moral dan edukatif dalam film sangat kaku. Hal ini membuat filmnya agak ‘membosankan’ karena jadi kurang terasa ‘emosional’.


Secara pribadi, aku tidak begitu suka dengan endingnya. Ya… itu bagus, mengharukan, inspiratif, tetapi tidak cukup bermakna untuk menutup keseluruhan cerita ‘Nussa’.


Film ini cocok bagi mereka yang hanya mencari sebuah ‘tontonan’. Tidak cukup memuaskan untuk yang serius ingin menikmati sebuah ‘kisah’.


Walau begitu, bukan artinya cerita film ini sepenuhnya jelek loh. Kalau harus menilai, film ini sudah lumayan bagus lah untuk kategori film anak.

 

_______

PENUTUP

Nussa (2021) adalah film animasi anak bertema islami yang berkualitas dan mengandung pesan-pesan moral yang hangat dan mendidik untuk seluruh anggota keluarga.


Hadir dengan kualitas animasi yang lembut dan visual yang memukau ditambah penokoahan yang berkesan untuk setiap karakternya, sangat rekomended untuk ditonton.


Meski begitu, bukan berarti animasi ini tanpa kekurangan. Walau judulnya "Nussa", nyatanya film ini tidak hanya bercerita tentang dirinya karena fokusnya juga terpecah ke Jonni.


Hal itu membuat film ini pada titik tertentu terasa tidak konsisten dengan judulnya. Plot yang bertele-tele dengan alur yang tidak penting membuat film ini terkesan sengaja dilama-lamain


Ada banyak detail lain yang sebenarnya ingin aku bahas tetapi ini sudah terlalu panjang dan aku rasa sudah cukup merangkum semua yang aku ingin sampaikan.


Terma kasih sudah membaca 👋


sampul
Judul Nussa
Tayang Perdana 14 Oktober 2021 (Indonesia)
Tipe Film
Genre Komedi, Keluarga, Drama
Rating 7+ (Prime Video)
Episode 1
Durasi 1 Jam 46 Menit (106 Menit)
Rumah ProduksiThe Little Giantz, Visinema Pictures
Studio The Little Giantz
Situs Resmi ---


0 Komentar